Sunday, January 26, 2014

Aku

aku kaya
aku punya segalanya
hidupku tidak berkeringat

aku kaya
rutinku dijendela
meghirup udara kota
menyingkap derita manusia

ada kulihat
sepasang marhaen
kudratnya diperas lumat
siang malamnya
habis diliku-liku kota
namun hasilnya sekadar
nasi berteman garam

ada kulihat
gerombolan manusia 
luas memori ilmunya
namun kosa kata cuma dua
gerombolan itu bertebaran
berteman hujah debatnya
dan sayup kudengari
hanya halal dan haram

aku bosan
kutinggal jendela
dan aku turun ke kota
dengan pakaiku mahal
berteman kereta dan supirku
untuk mencari ragam manusia

namun aku tidak betah
kerana kota itu berbau 
tidak mampu kuhadam
lalu ku berlalu
gusar andai debu kota
mencemar pakai mahalku
kuherdik supirku bawaku pulang

aku pulang
aku buka coretanku
lalu ditulis bermacam filsuf
kritikan ragam manusia
lagakku seperti kutahu
segala hirisan derita 
manusia kota

ketika itu
punggungku dilapis kerusi
empuk roman
mejaku dari itali
minumku secawan ekspreso
diteman ruangkan indah
seperi inggeris klasik

alangkah hebatnya
manusia seperti aku
mampu berfilsuf
hanya dari jendela!

**aku lelah dengan manusia lesu.